Pages

Selasa, 02 Oktober 2012

IIMS yang minim jejak mobil pro-lingkungan

Salah satu kendaraan ramah lingkungan di IIMS 2012, Toyota Prius (ANTARA News/Imansyah)

Kendala pengembangan mobil listrik yaitu kapasitas baterai terbatas, ukuran besar, dan bobot baterai."
Jakarta (ANTARA News) - Deret demi deret, mobil-mobil berwarna-warni dengan kapasitas mesin mulai 300 cc hingga lebih dari 6000 cc hadir menggoda mata penggemar otomotif di Jakarta International Expo, Kemayoran sejak Kamis (20/9).

Kendaraan beroda empat hingga beroda 12 tersaji di empat hall plus arena pameran terbuka Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012 bagi calon pembeli atau pengunjung yang sekedar mencari hiburan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kembali menggelar hajatan bertaraf internasional itu dengan mengundang sekitar 275 perusahaan termasuk 25 merek mobil penumpang dan 10 merek mobil berat atau komersial.

Penyelenggara IIMS ke-20 itu menyatakan konsisten mengusung tema teknologi ramah lingkungan dengan slogan pameran "Eco-Mobility" yang dianggap mampu mempromosikan mobilitas dan aksesibilitas ramah lingkungan.

Tema ramah lingkungan yang diusung penyelenggara IIMS 2012 agaknya tidak merujuk pada mobil-mobil berbahan bakar atau sumber energi alternatif.

Hal itu terbukti dari sekitar 25 merek mobil penumpang yang dipamerkan di hall A hingga hall D hanya lima merek yang membawa mobil untuk jual ataupun mobil konsep bersumber energi alternatif--atau mengandung sumber energi alternatif.

Sementara, 20 merek sisanya hanya menampilkan mobil-mobil yang "layak" jual. Layak jual dapat didasarkan harga yang diklaim "terjangkau", daya angkut penumpang, kemampuan mesin, aksesoris maupun teknologi pendukung.

Manajer Public Relation Toyota Astra Motor, Rouli Sijabat, mengatakan permintaan pasar otomotif Indonesia akan mobil-mobil berbahan bakar alternatif, seperti mobil bertenaga listrik, sudah banyak.

"Kendala pengembangan mobil listrik yaitu kapasitas baterai terbatas, ukuran besar, dan bobot baterai," kata Rouli tentang kesenjangan lonjakan permintaan pasar dengan penawaran dari industri otomotif.

Rouli mengatakan ketersediaan infrastruktur bagi kendaraan bertenaga listrik seperti stasiun pengisian listrik juga menjadi hambatan perkembangan mobil bertenaga alternatif.

"Itu (Prius Plug-in Hybrid) kami bawa dari Jepang dan belum dijual ke pasar (Indonesia)," kata Rouli.

Prius Plug-in, menurut Rouli, merupakan mobil bertenaga ganda (Hybrid) yang masih mengkonsumsi bahan bakar minyak dan menggabungkannya dengan motor listrik.

Rouli mengatakan baterai lithium-ion Prius Plug-in dapat diisi ulang dengan daya listrik rumah tangga ketika mobil berhenti selama kurang lebih enam jam.

Masih di hall D IIMS 2012, Nissan menyuguhkan pula mobil konsep--untuk pasar Indonesia--yang sepenuhnya bertenaga listrik, Nissan Leaf.

Mobil yang digadang-gadang bebas emisi itu mempunyai kapasitas baterai 80 kilowatt atau setara 107 Hp itu pun hanya berperan sebagai barang pamer pabrikan asal Jepang itu.

Wakil Presiden Direktur Nissan Motor Indonesia, Teddy Irawan, sebagaimana Rouli dari Toyota, menyatakan infrastruktur masih menjadi hambatan pengembangan mobil bertenaga listrik di Indonesia.

"Kalau semua pabrikan sudah produksi, harganya (mobil listrik) semestinya akan turun," kata Teddy.

Di samping stan Nissan, Honda membawa mobil hybrid--sekaligus sport--pertamanya di Indonesia melalui CR-Z yang bermesin i-VTEC dan integrated motor assist (IMA).

Baterai bertenaga 10 kilowatt (14 PS) di Honda CR-Z akan menyimpan energi kinetik untuk disalurkan guna mendukung kinerja mesin bahan bakar minyak yang mempunyai tenaga 132 kilowatt (179 PS).

"Baterainya tahan hingga 15 tahun atau jarak 240 ribu kilometer," kata Direktur Pemasaran dan Layanan Purnajual PT Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy.

Sementara di hall A, Astra Daihatsu Motor (ADM) membawa mobil Fuel Cell Showcase Concept yang berbahan bakar campuran nitrogen dan hidrogen, Hidrazin Hidrat.

Mobil berwarna putih kombinasi kaca hitam dan berbentuk kotak persegi itu diklaim nol emisi gas buang CO2 dan punya jarak tempuh yang lebih jauh dibanding teknologi 'fuel cell'.

Mobil Fuel Cell menyimpan bahan bakarnya di unit sel bahan bakar cair bebas logam (PMfLFC) serta baterai lithium-ion di bawah kabin berkapasitas empat orang.

Di arena pameran luar ruang, Tata Motors Indonesia memboyong dua mobil penumpang yang menggunakan bahan bakar gas alam kompresi (CNG), Tata Nano dan Tata Ace.

Tata Nano CNG dengan emisi gas buang CO2 sebesar 92,7 gram/kilometer diklaim tetap irit konsumsi bahan bakar gas (BBG) yaitu 25,4 kilometer per liter.

Mobil seberat 1700 kilogram itu mempunyai kapasitas tangki BBG sebanyak 70 liter dan tenaga 15,5 kilowatt.

Sayangnya, sejumlah perusahaan mobil penumpang tidak tampak menunjukkan karya ramah lingkungan mereka dan justru mengutamakan kendaraan-kendaraan yang lebih komersial meskipun mereka mempunyai tipe-tipe mobil berbahan bakar atau energi alternatif.

Sebut saja, General Motors Chevrolet yang tidak menghadirkan Chevrolet Volt, Mitsubishi Motor yang tidak memabawa MiEV (Mitsubishi In-wheel motor Electric Vehicle), atau Smart dari pabrikan Mercedes-Benz yang tidak memamerkan mobil elektriknya.

IIMS 2012 malah agaknya menyembunyikan mobil konsep karya anak bangsa yang berorientasi bahan bakar alternatif yaitu Arjuna-Keris 4 ciptaan tim Shell eco-marathon Universitas Indonesia 2012.

Arjuna-Keris 4 menggunakan motor penggerak dari baterai litium polimer 48 volt dengan konsumsi listrik 150 km/kwh.

Namun, mobil seberat 70 kilogram dengan dimensi 2700 x 910 x 816 milimeter itu terletak di hall semi-permanen B yang berada di arena belakang pameran sehingga tidak mudah dijumpai pengunjung.

Kehadiran mobil-mobil berbahan bakar atau sumber energi alternatif yang minim di IIMS 2012 tampaknya kurang menampilkan, "semangat memprioritaskan cara hidup yang mengutamakan kegiatan ramah lingkungan serta konservasi energi."

Asumsi itu tentunya berlaku manakala asosiasi pengunjung tentang tema ramah lingkungan adalah penggunaan bahan bakar alternatif atau sumber energi alternatif di kendaraan yang akan mereka gunakan.

Jargon ramah lingkungan--mungkin saja--hanya menjadi rangkaian kata yang "memodifikasi" barang-barang hingga tampak bermakna, setidaknya bagi dalih pertumbuhan industri. (I026) Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Membrane di bawah bulan purnama KapatBulan purnama lagi mejeng dengan sangat menornya di atas langit ladang penggaraman yang luas di selatan Sampang, ...

Satu pukulan Lino untuk 130 tahun Inilah bukti bahwa birokrasi kita tidak jadi faktor penghambat. Kata-kata itu diucapkan dengan semangat oleh RJ Lino, ...


View the original article here

0 komentar:

Posting Komentar