Pages

Rabu, 03 Oktober 2012

Kala Naira membingkai kenangan perkenier

Penerbangan sudah mulai berkembang bahkan ada yang langsung dari Jakarta, selain juga melalui jalur laut."
Jakarta (ANTARA News) - Naira tak pernah meminta dirinya menjadi prasasti, namun toh ia adalah saksi bisu runtuhnya rumah-rumah perkenier dan kantor pengontrol perniagaan rempah-rempah di Hindia Timur.

Perkenier, sang tuan tanah itu, dulunya sempat berjaya di Naira, kota kecil yang tampak mengapung di Laut Banda.

Di sinilah lebih dari 600 ratus tahun lalu, di Naira yang kesepian, kapal-kapal itu berlabuh untuk kemudian membawa serta kekayaan rempah-rempah ke negeri asing yang hanya dihuni oleh manusia dengan ejaan nama yang demikian aneh.

Dulu pernah ada jalan berkerikil yang di sampingnya di hiasi pepohonan besar dan rimbun.

Namun Naira harus menyaksikan bagaimana pohon yang memerindah tata kota itu ditebang di era orde lama dan menyisakan reruntuhan di halaman bekas rumah para perkenier.

Naira yang kecil menyaksikan dalam kediamannya bagaimana ubin marmer dan perabot rumah lainya yang diangkut dari Belanda dilabuhkan di dermaganya untuk ditukar dengan cengkeh, pala, dan fuli sebagai pemberat kapal ke negeri Ratu Wilhelmina.

Di sana para jenderal dan saudagar Eropa telah terang-terangan ingin menguasai perniagaan rempah-rempah yang itu artinya bahwa Naira jatuh ke tangan mereka.

Ada pula jejak sang saudagar di Istana Gedung VOC yang menghadap Selat Zonnegat dengan Benteng Belgica di belakangnya di atas bukit Tabaleku.

Pendatang juga bisa melihat bahwa dulu Laksamana Verhoeven pun mendirikan Benteng Nassau di bekas pendudukan Portugis di sana.

Saat zaman berganti, Naira dan saudaranya di Kepulauan Maluku menjadi tempat pembuangan para pejuang kemerdekaan.

Untuk selanjutnya Naira dan kepulauan lainnya tahu persis bagaimana Bung Hatta, Sutan Syahrir, dan dr Cipto Mangunkusumo terhukum lantaran idealisme mereka untuk Indonesia merdeka.

Meski Naira harus menanggung beban sejarah yang demikian sarat lantaran kecantikan dan kekayaannya, ia membungkusnya dengan rapi dalam sebuah eksotika sejarah dan kecantikan alaminya hingga detik ini. Itulah cara Naira untuk menceritakan sejarahnya sendiri.

Bangkitnya Naira
Kecantikan Naira bersaudara sudah lama tak terdengar kabarnya sampai kemudian ia menjadi destinasi wisata minat khusus di bidang sejarah dan bahari.

"Kami sedang berupaya membangkitkan Naira, Banda, dan pulau-pulau lain di Provinsi Maluku menjadi daya tarik wisata. Di sini ada keragaman biota laut dan taman laut yang mengagumkan sekaligus kepulauan rempah-rempah terbesar di dunia yang memiliki magnet sejarah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Maluku, Gaspersz.

Maluku boleh jadi bangga sebab kepulauan penghasil pala dan fuli terbesar di dunia sejak abad 17 itu nyaris memiliki segalanya sebagai daya tarik wisata.

Di sana terdapat berbagai peninggalan sejarah mulai dari benteng-benteng dan bangunan tua peninggalan berbagai bangsa mulai dari Portugis, China, Timur Tengah, Belanda, hingga rumah-rumah pengasingan para pejuang kemerdekaan.

Tak cukup satu hari Maluku disambangi sebab banyak tempat menarik menanti untuk dikunjungi; dari mulai Pulau Naira, Istana Mini, Benteng Nassau, Benteng Belgica, Rumah Pengasingan Bung Hatta, hingga Gereja tua.

Itu belum termasuk Patung Perunggu Stadhouder Willem III, Parigi Rante, Benteng Hollandica, Benteng Concordia, Kuburan Nona Lantzius, rumah perkenier, sumur suci, hingga air mata cilubintang dan harta bawah lautnya.

Jangan lupa untuk berwisata gunung di Gunung Api Canapus dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

Di sana, pendatang akan disambut dengan tarian cakalele yang melegenda itu dan manggurebe belang yang begitu tersohor dulu.

Damai
Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, menceritakan Maluku yang damai, tanpa pernah mengenal konflik apa pun.

"Ambon dan Maluku pada umumnya sudah tidak pernah sama sekali berada dalam konflik apalagi konflik agama, Maluku 100 persen aman. Kami juga berharap ini akan mendongkrak popularitas Maluku sebagai daerah kunjungan wisata," katanya.

Ia mengatakan, meski kepulauan kini ada banyak cara untuk mengunjungi Banda, Naira, Lonthoir, Nailaka, dan gugusan pulau-pulau lain yang cantik.

"Penerbangan sudah mulai berkembang bahkan ada yang langsung dari Jakarta, selain juga melalui jalur laut," katanya.

Kapal lokal, dikatakannya, juga menjadi andalan layanan antar-pulau di Maluku dan saat ini begitu mudah diakses.

Maluku secara umum juga telah beradaptasi dengan modernisasi di mana banyak investor mendirikan hotel berbintang, restoran, hingga pusat cenderamata yang unik.

Namun toh rumah makan dan kafe tidak pernah lupa pada akar sejarah mereka untuk tetap menyajikan papeda berikut ikan kuah pala banda yang kesohor itu.

Tak heran bila Maluku kini menjadi alternatif tujuan wisata bagi banyak orang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pengestu, mengatakan, Maluku dengan pulau-pulau di dalamnya sangat potensial menjadi daya tarik wisata minat khusus.

"Maluku sangat potensial menjadi destinasi wisata bahari sekaligus sejarah," katanya.

Ia siap mendukung berbagai upaya untuk mempromosikan pariwisata Maluku termasuk festival seni dan budaya agar lebih dikenal luas sehingga semakin banyak wisatawan yang mampir.

Pemerintah Daerah Maluku sendiri mencatat jumlah kunjungan wisnus ke Maluku pada 2008 sebanyak 15.232 orang, 2009 meningkat 18.620 orang, pada 2010 naik menjadi 31.643 orang, pada 2011 menjadi 37.308 orang, dan semester 1 2012 mencapai 17.000.

Sedangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Maluku pada 2008 mencapai 2.805 orang, pada 2009 sebanyak 4.584 orang, pada 2010 meningkat menjadi 10.059 orang, pada 2011 naik menjadi 15.603 orang, dan pada 2012 ditargetkan 35.000 wisman.

Kelak Maluku dan Naira di dalamnya akan menjadi tujuan bagi siapapun yang rindu pada kenangan tentang perkenier.

(H016) Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Satu pukulan Lino untuk 130 tahun Inilah bukti bahwa birokrasi kita tidak jadi faktor penghambat. Kata-kata itu diucapkan dengan semangat oleh RJ Lino, ...

Klimaks Java Soulnation Festival musik Java Soulnation mencapai klimaks lewat penampilan deretan musisi pada hari terakhir pagelaran musik ...


View the original article here

0 komentar:

Posting Komentar