Pages

Jumat, 05 Oktober 2012

Pencari rejeki pameran dan sepotong kisah mereka

Pengunjung arena pameran otomotif Indonesia International Motor Show di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (26/9). (ANTARA/Paramayuda)

Kami bergiliran kerja selama 15 menit dan istirahat 15 menit."
Jakarta (ANTARA News) - Dari Pulau Dewata, Kadek Juliartawan rela meninggalkan pekerjaannya di salon mobil dan mendatangi DKI Jakarta demi mengikuti perhelatan otomotif bertaraf internasional.

Kadek datang bukan sebagai wakil perusahaan kendaraan bermotor yang mempromosikan barang dagangannya selama 10 hari di Jakarta International Expo Kemayoran, melainkan justru sebagai pengelap mobil merek asing sejak hari pertama pameran berlangsung.

"Iya, (saya) kembali lagi ke Bali setelah pameran selesai," kata Kadek di sela-sela menjalani tugasnya di salah satu stan mobil asal Jepang dalam Indonesia International Motor Show (IIMS) 2012.

Bersenjatakan kain lap dan cairan khusus dalam semprotan, Kadek harus siap beraksi ketika terdapat bekas noda atau sekedar jejak jari pengunjung di permukaan mobil agar kendaraan beroda empat itu selalu tampil mengkilap.

"Kami bergiliran kerja selama 15 menit dan istirahat 15 menit," tutur Kadek yang menjalani tugas bersama empat orang rekannya di stan itu.

Kadek dan rekannya harus datang sebelum pameran buka pada pukul 10 pagi kemudian mengenakan seragam hitam-hitam berbalut rompi perak dan mengakhiri tugasnya setelah pameran usai pada pukul 10 malam.

"Kalau Jumat, Sabtu, dan Minggu (datang) pukul sembilan pagi hingga sebelas malam," kata Kadek.

Selama mengikuti pameran, Kadek menyewa sebuah apartemen di Kemayoran bersama enam rekannya yang juga berasal dari luar Jakarta.

Penggalan kisah serupa datang dari Dede Yusuf yang bertugas sebagai petugas kebersihan lantai di stan merek mobil lain dalam satu ruang pameran tempat Kadek bekerja.

Pemuda asal Karawang, Jawa Barat, itu mengatakan baru pertama kali mengikuti pameran otomotif dan harus menjalani tugasnya selama empat hari terakhir IIMS 2012.

Tugas yang diemban Dede bersama tiga teman dari kantornya, perusahaan jasa kebersihan di Pondok Kelapa Jakarta Timur, hanya satu: memastikan lantai stan selalu bersih.

"Di (pameran) sini (dapat) bayarannya bayak tapi waktu (kerja) lebih lama," kata Dede yang mengaku memperoleh upah Rp70 ribu per hari pada Kamis dan Rp80 ribu per hari pada Jumat hingga Minggu.

Dede seringkali harus mengalah dengan para pengunjung yang mengorek informasi atau mengambil foto mobil pameran dan memilih membersihkan lantai yang agak sepi.

Sebagaimana Dede, Chairul Anwar juga berperan sebagai petugas kebersihan lantai dari perusahaan penyedia tenaga kerja di Duren Sawit Jakarta Timur bersama 17 rekannya.

Pria asal Cikarang Bekasi Jawa Barat itu mengatakan tidak punya waktu khusus untuk istirahat selama 12 jam bekerja di pameran yang melibatkan 310 perusahaan.

"Ya saling berkoordinasi saja dengan teman lain," tutur Anwar tentang mekanismenya berbagi waktu istirahat di sela-sela jam kerja.

Namun, Anwar mengaku harus menanggung sendiri ongkos makan karena perusahaan atau stan tempatnya bekerja tidak menyediakan paket konsumsi baginya.

"Kadang, ada juga teman yang berbaik hati memberi nasi kotak atau kupon makan," kata Anwar.

Jika Kadek, Dede, dan Anwar bertugas menjaga kebersihan obyek pameran dan stannya, Surono justru harus berkutat dengan kostum badut panda di stan mobil asal China.

Surono dan seorang rekannya yang juga mengenakan kostum panda bertugas menghibur terutama para pengunjung yang membawa anak-anak.

"Saya sudah bekerja sebagai badut sejak pensiun dari Kementerian Pertanian," kata Surono sambil sesekali diajak pengunjung berfoto.

Dengan logat Jawa, Surono mengatakan tidak lagi merasa gerah meskipun seluruh tubuhnya terbukus kostum selama sekitar sembilan jam dalam sehari.

Tiga lubang udara yang terletak di mata dan mulut kepala kostum panda menjadi saluran bagi Surono untuk bernapas sekaligus berbicara.

"Gampang kok lepasnya (kostum) sekitar 10 menit," kata Bapak dua orang anak itu.

Jika tidak menjadi penghibur di pameran, Surono berprofesi sebagai badut pengisi acara ulang tahun yang menyediakan 50 macam kostum sesuai keinginan pemilik hajatan.

Sementara Surono bergelut dengan kostum tebal untuk menghibur pengunjung, Togi Akhrobat malah berjuang menjaga keseimbangan dengan enggrang yang digunakannya dalam bungkus kostum kupu-kupu.

Togi, bersama tiga rekannya yang berkostum serupa, harus berjuang ketika akan berjalan atau sekedar mempertahankan posisinya berdiri di antara kerumunan pengunjung yang ber-'seliweran'.

"Tinggi (badan) saya menjadi lebih dari tiga meter. Panjang enggrangnya sendiri 1,5 meter," kata Togi sambil membukukkan badan agar mudah berkomunikasi.

Pria asal Cileungsi Kabupaten Bogor itu mengatakan hadir di pameran sejak pukul 11 siang hingga delapan malam dengan durasi kemunculan 30 menit dan istirahat sekitar 90 menit.

"Lama persiapan (tampil) 30 menit dengan enggrang, kostum, dan riasan," kata pemilik sanggar akrobat itu.

Seorang penghibur dengan enggrang, menurut Togi, membutuhkan proses latihan selama satu tahun agar siap tampil di depan penonton ramai.

"Karena mental juga butuh dilatih," kata Togi menguraikan keahlian yang dimiliki penghibur akrobatik.

Di arena pameran ruang terbuka (outdoor) IIMS 2012, Melinda mengatakan tantangan yang dihadapinya ketika menjelaskan kendaraan-kendaraan berat dan niaga kepada para pengunjung stan.

"(Mereka) yang berkunjung ke stan ini umumnya para pengusaha yang sudah tahu seluk-beluk truk," kata pramuniaga perempuan asal Jakarta itu.

Melinda mengatakan strategi menjual kendaraan niaga tidak banyak berbeda dengan kendaraan penumpang karena sejumlah fitur utama kedua jenis kendaraan itu sama.

"Mungkin yang agak susah itu kalau kendaraan baru karena punya teknologi baru," kata Melinda sembari menunjuk truk penarik kontainer asal Jepang.

Bersama 14 rekannya di satu stan, Melinda mengatakan masuk kerja pada pukul delapan pagi hingga sembilan malam dengan istirahat selama 45 menit setiap enam jam.

Ke-enam potongan kisah berbeda itu setidaknya menegaskan arti pameran yang tidak selalu merujuk pada obyek "ter-pamer" dan perusahaan yang memamerkan barang dagangan.

Selain enam orang itu, masih terdapat petugas keamanan, penjaga tempat parkir, dan teknisi yang tidak dapat di-elakkan peranannya dalam penyelenggaraan pameran.

(I026) Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com


View the original article here

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Posting Komentar