Pages

Rabu, 03 Oktober 2012

Lelaki Korea rasa Indonesia

Kim Soo-il (Istimewa)

Mengapa ngurusi Indonesia terus"
Jakarta (ANTARA News) - Ketika dia belajar bahasa Indonesia pada 1970, banyak orang bertanya-tanya padanya karena hal itu dinilai tidak sesuai dengan sosoknya yang dikenal dan pandai. Pantasnya dia mengambil jurusan bahasa Inggris.Tapi Kim Soo-il mengaku tidak peduli pada anggapan dan pertanyaan banyak orang itu karena baginya Indonesia akan menjadi "sesuatu" suatu saat nanti.Menurut dia, ada semangat yang sama antara Indonesia dan Korea sebagai negara yang lepas dari penjajahan tanpa infrastruktur memadai. Ada semangat yang menjadi modal untuk membangun negeri.Kim terus belajar bahasa Indonesia dan membuktikan prestasinya di bangku kuliah sebagai ketua dari mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa asing.Begitu lulus dari bangku kuliah, dia pun berbisnis dengan orang Indonesia."Awal tamat kuliah saya trading. Saya impor kerajinan rotan dari Indonesia," kata Kim Soo-Il saat berbincang dengan wartawan di gedung Busan Indonesia Center (BIC), Busan, Korea Selatan, pertengahan September, di sela kunjungan Menparekraf Mari Elka Pangestu.Bisnis beli dan jual berbagai kerajinan rotan tersebut, kata Pak Kim, begitu dia disapa oleh orang Indonesia yang mengenalnya, mendatangkan banyak uang untuknya. Kursi rotan, meja rotan, keranjang rotan, dan banyak perabot dari rotan lainnya, menjadikannya orang yang sejahtera.Belajar bahasa Indonesia memaksa dia juga belajar budaya negeri itu, kata Kim, dan hal itu membuatnya jatuh cinta pada Indonesia dan masyarakatnya. Maka, ketika Kim mulai menikmati keuntungan dari bisnis hasil alam Indonesia, dia secara sadar mempromosikan Indonesia. Dia kemudian dikenal sebagai Indonesia banget di mata orang yang mengenalnya, baik bagi orang senegerinya maupun bagi orang Indonesia yang mengenalnya.Hingga suatu kali, pada 1993, Presiden Soeharto menunjuk Kim sebagai Konsul Kehormatan Indonesia di Busan, kota besar di sebelah tenggara Korea Selatan, dua jam berkereta atau tidak sampai satu jam berpesawat dari Seoul.Jabatan Konsul Kehormatan Indonesia dijabatnya sampai 2007.Menurut dia, kecintaannya pada Indonesia dan jabatannya sebagai wakil Indonesia di negerinya sendiri itu bukannya tanpa pandangan negatif dari sejumlah orang. Ada pertanyaan soal nasionalisme ditujukan kepadanya."Mengapa ngurusi Indonesia terus," kata Kim menirukan pertanyaan pengkritiknya itu.Maka, dia pun memenuhi permintaan pemerintahnya untuk menjadi wakil Korsel di negeri orang. Dia menjadi Duta Besar Korea Selatan di Timor Leste pada 2008."Sebenarnya saya ingin jadi Duta Besar di Indonesia. Tapi saat itu posisi itu sudah terisi," katanya.Saat itu, ada beberapa negara yang ditawarkan kepadanya, termasuk negara di Eropa. "Saya pilih Timor Leste, karena dekat dengan Indonesia," katanya sambil terkekeh dengan gaya khasnya.Ketika di Timor Leste, Kim ternyata tetap cinta Indonesia. Dia mengaku sering mangkal di Kedubes RI di negara yang sama.Dia mengaku selalu siap sedia membantu persoalan Indonesia di Timor Leste, sehingga sering kali mobil dinasnya diparkir di KBRI sepanjang hari."Orang-orang bilang, ada dua Dubes Indonesia di Timor Leste," katanya.Tugas sebagai duta besar pun akhirnya berakhir dan Pror Kim, begitu sebagian orang memanggilnya, kembali ke tanah asalnya di Busan. Selesainya tugas kenegaraan itu pun memberi lelaki berusia 67 tahun itu waktu  untuk kembali ke hobinya, mengurusi Indonesia. Kecintaan Kim pada Indonesia akhirnya memiliki bentuk yang makin populer ketika dia menggunakan uang pribadinya membangun sebuah gedung di tengah kota Busan yang dia dedikasikan sebagai pusatnya Indonesia di kota itu dengan nama Busan Indonesia Center (BIC).Gedung BIC berada di pinggir jalan utama Busan, terletak di antara apartemen, sekolah, gerai makan, taman umum dan pertokoan.Ada poster besar bertuliskan wonderful Indonesia dalam bahasa Inggris dan Korea.Poster promosi bergambar penari Bali dengan latar lapangan golf tersebut menyambut kedatangan Menparekraf Mari Elka Pengestu ke gedung yang diresmikan pada 13 April 2012 tersebut.Beragam informasi mengenai Indonesia diperoleh di gedung yang kini juga menjadi kantor bagi maskapai Garuda Indonesia dan kantor BNP2TKI ini."Gedung ini dibangun dari uang Pak Kim sendiri," kata Duta Besar Indonesia untuk Korsel Nicholas T Dammen di BIC dalam acara promosi wisata di gedung itu.Menurut Kim, dia membangun gedung itu dengan dana sebesar enam juta dolar AS (hampir Rp60 milyar)."Ini bagi saya ibarat melunaskan utang ke Indonesia," kata pria murah senyum yang kini menjadi guru besar jurusan studi Indonesia pada Busan University of Foreign Studies.Di gedung itu pula Mari memulai kunjungannya ke Korsel (23-26/9) dengan menanam sebatang pohon di halaman BIC.Mari tiba di Busan hari Minggu. Tapi berkat Kim, kunjungan Mari untuk mempromosikan daerah wisata Indonesia di luar Bali itu mendapat sambutan puluhan pihak berkepentingan.Kota berpenduduk empat juta itu memang berpotensi menjadi pasar wisata bagi Indonesia, kata Kim, apalagi faktanya, saat ini, orang Korea yang ada di Indonesia didominasi orang Busan.Kota Busan juga terkenal karena festival filmnya dan Fakultas Film dan Video Universitas Dongseo. Di universitas itu pula, pada hari libur tersebut, Mari diterima petinggi kampus untuk membuka peluang kerja sama pengembangan perfilman yang menjadi tugasnya mengelola perekonomian kreatif.Menurut Kim, proses belajar memang perlu terus dilakukan agar lebih maju. Dia ingin Indonesia semakin maju, dan yakin suatu saat nanti Indonesia bukan hanya terimbas gelombang Korea, seperti K-Pop yang kini sedang menerpa ke mana-mana.Dia mengatakan, Indonesia juga bisa menciptakan gelombang yang akan mengalir ke berbagai penjuru."Saya ingin Indonesia maju. Indonesia maju maka nama saya juga naik. Saya akan banyak pekerjaan," kata Kim, penasihat Kedutaan Indonesia di Korsel.Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2012

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Resensi: pemaknaan dan sisi ringan wartawan berhaji Buku tentang perjalanan menunaikan ibadah haji sudah banyak ditulis. Salah satu yang fenomenal adalah yang ditulis ...


View the original article here

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

Posting Komentar